Minggu, 08 Juli 2012

TERIJABAHNYA DO'A SEORANG IBU BAIK ATAU JAHAT

Doa Ibu

Seorang ahli ibadah dari bani Israil bernama juraij membuat tempat ibadah untuk melakukan ibadah-ibadahnya. Kemudian ibunya dating memanggilny, “Hai Juraij.” Ia menjawab, “ Oh Tuhan, ibuku memanggil dan kami mau shalat, “ maka ibunya pulang.

Kemudian keesokan harinya ibunya datang lagi dan memanggil , “hai Juraij.” Ia menjawab, “Oh Tuhan, ibuku memanggil dan kami mau shalat, “lalu ia pun melakukan shalat dan ibunya terus pulang.. keesokan harinya ibunya datang lagi dan memanggil, “hai Juraij.” Ia menjawab, “Oh Tuhan, ibuku memanggil dan kami hendak shalat, “dan ia memilih shalat, maka ibunya jengkel hingga berdo’a : “Ya Allah, jangan matikan anak kami ini sebelum ia melihat wajah perempuan lacur!”.

Orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut tentang keshalehan dan ibadah Juraij yang begitu hebat. Tiba-tiba seorang perempuan lacur yang terkenal akan kecantikannya, berkata, “kalau kalian mau saya sanggup menggugurkan ibadahnya Juraij!”.
Kemudian perempuan itu merayu dan menggodanya, tetapi Juraij tidak memperdulikan sedikit pun hingga ia jengkel, lalu ia berzina dengan seorang pengembala yang tidak jauh dari tempat ibadah Juraij. Akhirnya ia hamil, dan setelah ia melahirkan, ia pun mengatakan kepada orang-orang bahwa anak yang ia lahirkan adalah hasil hubungan dengan Juraij. Maka orang-orang mendatangi Juraij dan mereka memaksanya turun. Lalu Juraij dipukuli bersama-sama dan tempat ibadahnya dihancurkan. Ia bertanya , “Mengapa kalian berbuat begitu? Apakah salahku?”
Mereka menjawab, “kamu telah beerzina dengan perempuan ini hingga ia melahirkan.”
Ia bertanya, “ Dimanakah sekarang bayinya?”
Maka mereka memberikan bayi itu kepadanya, lalu Juraij me4lakukan shalat. Kemudian dia mendekati bayi itu dan menekannya dengan jari-jarinya seraya berkata, “Siapakah ayahmu? “ Tiba-tiba bayi itu menjawab, “ saya adalah anak si pengembala!”
Ketika mereka mendengar omongan bayi itu mereka lalu memeluk dan mencium Juraij seraya berkata, “ sukakah kamu bila tempat ibadahmu ini kami bangun dari emas?”
Juraij menjawab, “ tidak, kembalikan saja seperti sedia kala,” kemudian orang-orang pun membangun kembali.[1]



[1] Saiful Hadi El-Sutha, MUTIARA HIKAYAT kumpulan kisah-kisah penuh teladan hidup, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta,2005, Hal: 79-81.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar